Begitulahkisah taubatnya sang pemuda tersesat, Utbah Ghulam. Seorang ahli maksiat yang kemudian jadi ulama besar. Seorang spesialisasi dosa, kemudian menjelma menjadi orang yang sangat takut akan dosa. Dalam kitab Kitab Zuhud wa ar Raqaiq lil Khotib al Bagdadi, termaktub kisah tentang khauf (takutnya) Utbah Ghulam kepada Allah. Berikut kisahnya;

Ibnu Rusman 0107 on 10 January 2018 Permalink Balas MINTALAH KEPADA ALLAH ILMU YANG BERMANFAAT Diantara doa Rasululloh shallallaahu alaihi wa sallam ucapkan adalah اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي، وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي، وَارْزُقْنِي عِلْمًا تَنْفَعُنِي بِهِ “Ya Allah, berilah aku manfaat dengan apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku; Ajarilah aku apa yang bermanfaat bagiku; Berilah aku rezeki berupa ilmu yang dengannya Engkau memberi manfaat kepadaku.” HR. al-Hakim [1/510], al-Baihaqi dalam ad-Da’awat al-Kabir [157—158], ath-Thabarani dalam ad-Du’a [3/1405/1455]; dari Anas bin Malik radhiallahu anhu. Lihat Silsilah ash-Shahihah no. 3151 اللهم انفعني بما علمتني وعلمني ما ينفعني وارزقني علما “Ya Allah, berikanlah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku. Dan tambahkanlah ilmu kepadaku.” Hadits shahih Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 3599, dan ibnu Majah no. 251, 3833, dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu’anhu. Lihat Shahiih Sunan at-Tirmidzi no. 2845 dan Shahiih Sunan lbni Majah no. 203 Syaikh Bakr Abu Zaid berkata “Wahai para penuntut ilmu! Tingkatkan harapan kalian, kembalilah kepada Allah dengan berdo’a dan menghinakan diri dihadapanNya. Sungguh Syaikul Islam Ibnu Taimiyah dikala kesusahan dalam memahami tafsir suatu ayat dalam Al-Qur’an, beliau sering mengucapkan dalam do’anya “Wahai Allah Dzat yang telah meng’ajarkan Nabi Adam dan Ibrahim ajarkanlah saya, wahai Allah Dzat yang telah memahamkan Nabi Sulaiman fahamkanlah saya”, kemudian setelah berdo’a seperti ini maka beliau diberikan kemudahan dalam memahami tafsirnya”. al-Hilyah 58-59 Ibnu Rusman 0219 on 7 November 2017 Permalink Balas JANGAN BOSAN BELAJAR ILMU SYAR’I ✍️ Jangan Engkau Merasa Cukup Dari Majelis Ilmu, Bisa Jadi Ada Satu Faidah Yang Bermanfaat Bagimu Yang Belum Pernah Engkau Dengar Sama Sekali!!! 💎 Berkata Zubaid Bin Al Harits -rahimahullah-; ” سمعت كلمة، فنفعني الله بها ثلاثين سنة.” ” Aku mendengar sebuah kalimat, maka Alloh memberiku manfaat dengannya selama tiga puluh tahun.” 📚Hilyah Al Auliya’ 5/29 Ibnu Rusman 1443 on 20 August 2017 Permalink Balas KEBAIKAN YANG ENGKAU DAPATKAN DARI MUSUHMU LEBIH BANYAK DIBANDINGKAN DARI TEMAN Fudhail bin Iyyadh rahimahullah berkata حسناتك من عدوك أكثر منها من صديقك Kebaikan yang engkau dapatkan dari musuhmu lebih banyak dibandingkan dari temanmu Ada yang bertanya وكيف ذلك يا أبا علي ؟ _Bagaimana bisa seperti itu wahai Abu Ali?_ Fudhail menjawab إن صديقك إذا ذُكرت بين يديه قال عافاه الله ، وعدُوُّكَ إذا ذُكرت بين يديه يغتابك الليل والنهار , وإنما يدفع المسكين حسناته إليك Sesungguhnya temanmu jika engkau disebut di hadapannya dia mendoakanmu, semoga Allah memberinya keselamatan. Sedangkan musuhmu jika engkau disebut di hadapannya maka dia menggibahimu siang dan malam. Padahal musuhmu yang perlu dikasihani itu hakekatnya dia terus memberikan kebaikannya kepadamu. فلا ترضى إذا ذُكر بين يديك أن تقول اللهم أهلكه Maka engkau jangan ridha jika musuhmu itu disebutkan di hadapanmu, engkau mengatakan, Ya Allah, binasakanlah dia. بل ادع الله اللهم أصلحه, اللهم راجع به ويكون الله معطيك أجر ما دعوت به Bahkan hendaknya engkau berdoa kepada Allah, Ya Allah, perbaikilah keadaannya. Ya Allah, kembalikan dia kepada kebenaran. Jika seperti itu maka Allah akan memberimu pahala dari doa yang engkau panjatkan. Sebaliknya siapa yang mengatakan اللهم أهلكه فقد أعطى الشيطان سؤاله لأن الشيطان إنما يدور على هلاك الخلق. Ya Allah, binasakanlah dia. Maka dia telah memberikan doanya kepada setan, karena sesungguhnya setan berkeliaran dengan tujuan untuk membinasakan hamba-hamba Allah.” Hilyatul Auliya’, VIII/97 Sumber Ibnu Rusman 2236 on 23 February 2012 Permalink Balas Tags KISAH 5 , KITAB HILYATUL AULIYA 48 BERAMAL UNTUK DUNIA DAN AKHIRAT SESUAI KADARNYA Seorang laki-laki datang kepada Sufyan Ats-Tsauri lalu berkata “Berikan aku wasiat”. Imam Sufyan Ats-Tsauri berkata “Bekerjalah engkau untuk dunia sesuai kadar waktu engkau berada padanya, dan beramalah engkau untuk akhirat sesuai kadar waktu engkau tinggal padanya” Hilyatul Auliya, jld. 3 hal. 173 Ibnu Rusman 2223 on 23 February 2012 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA 48 SAHABAT SEJATI ADALAH KETIKA DALAM KESUSAHAN Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata أنا لا أعتقد أخا الرجل في الرضا، ولكن أعتقد أخاه في الغضب» “Saya tidak menganggap seseorang sebagai saudara ketika dia hanya berbuat baik dalam keadaan ridha saja, tetapi saya akan menganggapnya sebagai saudara ketika dia tetap berbuat baik walaupun dalam keadaan marah.” Hilyatul Auliya, jilid 8 hal. 96 Ibnu Rusman 0125 on 23 January 2011 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA 48 CARA MENYIKAPI KESALAHAN SAUDARAMU Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu berkata إذا رأيتم أخاً لكم زل زلة فسددوه، ووفقوه، وادعوا الله أن يتوب عليه، ولا تكونوا عونا ًللشيطان عليه. “Jika kalian melihat salah seorang saudara kalian tergelincir, maka luruskanlah, bimbinglah, berdoalah kepada Allah agar memberinya taubat, dan jangan membantu syaithan untuk menghancurkannya!” Hilyatul Auliya karya Abu Nu’aim al-Ashbahani Ibnu Rusman 0128 on 21 January 2011 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA 48 JANGAN BERAKHLAQ BURUK JIKA TIDAK MAMPU MEMBANTU ORANG LAIN Ibrahim bin Adham rahimahullah berkata من لم يواس الناس بماله وطعامه وشرابه، فليواسهم ببسط الوجه والخلق الحسن. “Siapa yang tidak mampu menyenangkan orang lain dengan harta, makanan, dan minuman yang dia miliki, hendaklah dia menyenangkan mereka dengan wajah yang ceria dan akhlaq yang mulia.” Hilyatul Auliya’, jilid 7 hlm. 389 Ibnu Rusman 0132 on 20 January 2011 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA 48 SEGAN TERHADAP ALLAH berkata Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah “Sesungguhnya saja makhluk itu segan terhadapmu berdasarkan kadar seganmu terhadap Allah.” Hilyatul auliya Ibnu Rusman 0130 on 17 January 2011 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA 48 KISAH DAN PELAJARAN Abu Nuaim menyebutkan di dalam kitab “al-hilyah” “Adalah Abu Muslim Al-Khaulani jika ia masuk ke dalam rumahnya niscaya istrinya mengambil/menyambut selendang dan kedua sendalnya kemudian ia membawakan/menghidangkan makanannya kepadanya. Ia Abu Nuaim berkisah lalu ia Abu Muslim masuk ke dalam rumah ternyata rumah tersebut di dalamnya tidak terdapat lampu pelita, dan ternyata istrinya sedang duduk-duduk di dalam rumah sambil menundukkan kepala kearah lantai menusuk-nusuk kayu yang ada padanya ke lantai!!! Lalu ia Abu Muslim bertanya kepadanya ada apa denganmu?!! Ia menjawab engkau memiliki kedudukan/jabatan dari Mu’awiyah Khalifah, dan kita tidak memiliki seorang pelayan, maka sekiranya engkau meminta kepadanya maka ia pasti memberikan pelayan kepada kita dan ia pasti memberimu . Lalu ia berdoa اللهم من أفسد على امرأتي فأعم بصرها ya Allah, barang siapa yang telah merusak atas istriku maka butakanlah pandangan matanya . Ia Abu Nuaim berkisah dan sungguh telah datang seorang wanita sebelum itu, lalu ia berkata kepadanya istrinya Abu Muslim suamimu memiliki kedudukan/jabatan dari Mu’awiyah maka sekiranya engkau mengatakan kepadanya ia meminta kepada Mu’awiyah memberikan pelayan kepadanya dan ia pasti memberikannya niscaya hidup kalian menjadi lebih baik Ia Abu Nuaim berkisah maka tatkala wanita tersebut sedang duduk-duduk di dalam rumahnya, iapun mengingkari apa yang terjadi terhadap matanya!!! Lalu ia berujar mengapa lampu pelita kalian ini padam!!! Mereka menjawab tidak!! Lalu iapun tahu bahwa ternyata ia telah menjadi buta, dan iapun mengetahui dosa/kesalahannya. Lalu iapun segera menuju kepada Abu Muslim sambil menangis dan meminta kepadanya berdoa kepada Allah untuknya agar Allah mengembalikan pandangan matanya. Ia Abu Nuaim berkisah lalu ia Abu Muslim merasa kasihan terhadapnya maka iapun berdoa kepada Allah untuknya lalu Allah mengembalikan pandangan matanya.” Hilyatul auliya 2/130, shifah ash-shafwah, Ibnul Jauzi 4/212 Ibnu Rusman 0038 on 24 September 2010 Permalink Balas Tags NASEHAT 16 MIMPI TIDAK AKAN MEMBAHAYAKAN SEORANG HAMBA, JIKA DIA BERTAQWA KEPADA ALLAH Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata اتـَّقِ اللهَ فِي الْـيَقَظـَة،ِ لَا يـَضـُرُّكَ مَـا رَأَيْـتَ فِي الْـمَنـَامِ» “Bertaqwalah kepada Allah ketika engkau tidak tidur, niscaya tidak akan membahayakan dirimu apa yang engkau lihat dalam mimpi.” Hilyatul Auliya’, jilid 2 hlm. 273
Sungguhaku lebih takjub pada orang yang bisa istiqomah." (Hilyatul Auliya', 4: 51). Karena memang istiqomah itu berat sampai-sampai ulama yang bernama Muhammad bin Al Munkadar berkata, كابدت نفسي أربعين سنة حتى استقامت "Aku telah menahan diriku selama 40 tahun hingga aku bisa istiqomah." (Hilyatul Auliya
الْحَمْدُ لِلَّهِ مُحْدِثِ الْأَكْوَانِ وَالْأَعْيَانِsegala puji bagi Allah pencipta alam semesta dan benda benda وَمُبْدِعِ الْأَرْكَانِ وَالْأَزْمَانِdan pencipta tiang-tiang dan waktu وَمُنْشِئِ الْأَلْبَابِ وَالْأَبْدَانِdan pencipta akal dan badal وَمُنْتَخِبِ الْأَحْبَابِ وَالْخِلَّانِdan pemilih para kekasih dan para teman مُنَوِّرِ أَسْرَارِ الْأَبْرَارِ بِمَا أَوْدَعَهَا مِنَ الْبَرَاهِينِ وَالْعِرْفَانِpenerang rahasia-rahasia orang bagus dengan penerang dan pengetahuan yang ia titipkan وَمُكَدِّرِ جِنَانِ الْأَشْرَارِ بِمَا حَرَمَهُمْ مِنَ الْبَصِيرَةِ وَالْإِيقَانِdan pengotor hati-hati orang jelek dengan kewaspadaan dan keyakinan yang ia halangi الْمُعَبِّرِ عَنْ مَعْرِفَتِهِ الْمَنْطِقُ وَاللِّسَانِyang ucapan dan lisan menjelaskan tentang pengetahuannya وَالْمُتَرْجِمِ عَنْ بَرَاهِينِهِ الْأَكُفُّ وَالْبَنَانِ بِالْمُوَافِقِ لِلتَّنْزِيلِ وَالْفُرْقَانِyang menerjemahkan tentang tandanya telapak dan jari, yang sesuai dengan quran وَالْمُطَابِقِ لِلدَّلِيلِ وَالْبَيَانِyang cocok dengan dalil dan keterangan فَأَلْزَمَ الْحُجَّةَ بِالْقَادَةِ مِنَ الْمُرْسَلِينَmaka ia menetapkan bukti dengan para pemimpin dari para utusan وَأَبْهَجَ الْمَنْهَجَ بِالسَّادَةِ مِنَ الْمُحَقِّقِينَdan mempopulerkan jalan dengan para orang mulia dari para ahli kebenaran الَّذِينَ جَعَلَهُمْ خُلَفَاءَ الْأَنْبِيَاءِyang Allah jadikan mereka para pengganti para nabi وَعُرَفَاءَ الْأَصْفِيَاءِdan kenalan orang-orang suci الْمُقَرَّبِينَ إِلَى الرُّتَبِ الرَّفِيعَةِyang didekatkan pada derajat yang luhur وَالْمُنَزَّهِينَ عَنِ النِّسَبِ الْوَضِيعَةِdan dijauhkan dari nisbat yang rendah وَالْمُؤَيَّدِينَ بِالْمَعْرِفَةِ وَالتَّحْقِيقِyang menyampaikan pengetahuan dan kebenaran وَالْمُقَوَّمِينَ بِالْمُتَابَعَةِ وَالتَّصْدِيقِdan menegakkan ikut dan kebenaran مَعْرِفَةً تُعْقِبُ لِمَعْرِفَتِهِمْ مُوَافَقَةًdengan sebuah pengetahuan yang mengikuti pengetahuan mereka sebuah kecocokan وَتُوجِبُ لِحُكْمِ نُفُوسِهِمْ مُفَارَقَةًdan menetapkan pada hukum diri mereka sebuah perpisahan وَتُلْزِمُ لِخِدْمَةِ مَشْهُودِهِمْ مُعَانَقَةًdan mewajibkan pada layanan kesaksian mereka sebuah rangkulan وَتُحَقَّقُ لِشَرِيعَةِ رَسُولِهِمْ مُرَافَقَةً dan menjelaskan pada jalan utusan mereka sebuah pertemananوَالصَّلَاةُ عَلَى مَنْ عَنْهُ بَلَّغَ وَشَرَّعَ dan selawawat semoga untuk orang yang menyampai kan dan mensyariatkan dari Allahوَبِأَمْرِهِ قَامَ وَصَدَعَdan dengan perintah Allah ia berdiri dan melarang وَلِمُتَّبِعِيهِ غَرَسَ وَزَرَعَdan pada para pengikutnya ia menanam dan memanen مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى الْمُصْطَنَعِyaitu muhammad yang dipilih dan dibuat kekasih وَعَلَى إِخْوَانِهِ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالْمُرْسَلِينَdan untuk saudara-saudaranya dari para nabi dan rasul وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ الْمُنْتَخَبِينَ وَسَلَّمَdan untuk keluarganya dan sahabat-sahabat beliau yang di pilih,dan semogah Allah menyampai kan salam
AllahTa'ala berfirman : وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman" (QS. Adz-Dzariyaat : 55) Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda Berbicara tentang kitab-kitab yang membicarakan tentang kewalian title paling tinggi dalam dunia keulamaan ada karya fenomenal dari ulama kita yang cukup dikenal luas di haramain yaitu Syekh Muhammad Mahmud at-Turmusy mempunyai karya ”Bughyatul Adzkiya’ Fi al-Bahtsi An Karoomatil Auliya”, yang sering membicarakan kelebihan dan kemuliaan karomah yang diberikan oleh Allah kepada seseorang hamba pilihan. Akan tetapi, terkadang kita melupakan bagaimana proses menuju ke sana. Maka salah seorang ulama pernah menyampaikan emas kalau berkumpul tidak kelihatan emasnya, namun kalau tersebar baru akan nampak. Maka nantinya akan banyak di jumpai cerita-ceria unik, jenaka dan lain sebagainya menggambarkan kehidupan seorang waliyullah kekasih Allah. Maka tak heran jika rasulullah pernah menggambarkan bagaimana kedudukan waliyullah di sisi Allah, إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللهِ لأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلاَ شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ الأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنْ اللهِ تَعَالَى . قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ ؟ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلاَ أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا ، فَوَاللهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لاَ يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلاَ يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ “Sesungguhnya dari hamba-hamba Kami ada sekelompok manusia, mereka itu bukan para Nabi dan bukan para syuhada’. Para Nabi dan syuhada’ merasa cemburu kepada mereka karena kedudukan mereka di sisi Allah di hari kiamat. Para sahabat bertanya Siapakah mereka wahai Rasulullah? Beliau menjawab Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai karena Allah padahal tidak ada hubungan persaudaraan saudara sedarah antara mereka, dan tidak ada hubungan harta waris, Maka demi Allah sesungguhnya wajah-wajah mereka bagaikan cahaya, dan sesungguhnya mereka di atas cahaya, mereka tidak takut ketika manusia merasa takut, dan tidak pula sedih ketika manusia sedih, kemudian beliau membaca ayat ini “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” [QS Yunus, 10 62]. Lihat Ibn Jarir at-Thabari, Jilid 6/574. Maka nabi juga menyebutkan diantara tanda seorang Wali dari hadits qudsi, إن أوليائي من عبادي ، وأحبائي من خلقي ، الذين يذكرون بذكري ، وأذكر بذكرهم Sesungguhnya para-wali-Ku itu dari hamba-Ku dan kesayangan-Ku dari hamba-Ku, yaitu orang-orang yang berdzikir dengan menyebut-Ku, dan Aku berdzikir dengan menyebut mereka. Wali Allah menghiasi dirinya dengan perhiasan bathin bukan smenyibukkan dengan perhiasan dunia, akan tetapi terkadang penampilan mereka susah untuk didapati. Tetapi apabila mereka bersumpah atas nama Allah akan terjadilah apa yang diucapkannya. Nabi saw bersabda كم من ضعيف متضعف ذي طمرين لو أقسم على الله لأبره عن عقيل ، عن ابن شهاب ، عن أنس بن مالك “Beberapa banyaknya orang yang lemah dan sangat lemah yang di anggap hina tetapi andaikan bersumpah atas nama Allah tentu akan terjadi.” Diantara shahabat Nabi ini adalah Barra’ bin Malik rambutnya acak-acakan, dan penampilan yang biasa-biasa saja beliau, namun do’a dan sumpah beliau langsung di dengar oleh Allah beliau adalah saudara Imam malik yang pernah melawan 100 orang musyrik seoang diri. Mereka berkata kepada Barra’” Hai Barra sesungguhnya Nabi berkata jika engkau bersumpah atas nama Tuhanmu pasti terjadi, karena itu bersumpahlah atas nama Tuhanmu. Dia berkata “Saya bersumpah kepada-Mu ya Allah, untuk memberikan perbuatan mereka, kemudian mereka pergi untuk merampok kaum Muslimin, kemudian bertemu Barra dan berkata “bersumpahlah Barra kepada Tuhanmu yang Maha Kuasa”, maka ia berkata ”Aku bersumpah padamu, ya Allah, untuk memberikan perbuatan mereka, bila aku bertemu Nabi”kemudian mereka membunuh Bara dan dan ia mati sebagai syuhada. Lihat Hilyatul Aulia’, Jilid 1/27-29. Dan banyak lagi kisah yang lain, tulisan ini hanya goresan secuil yang ingin menyampaikan kisah-kisah ulama terdahulu yang Allah berikan kemuliaan, dan ingin menyampaikan seorang wali bukanlah pengakuan secara pribadi akan tetapi juga merupakan pengakuan dari para kekasih Allah. Berlanjut……. Semoga Allah menjaga kita dan mengumpulkan kita bersama para kekasih Allah Aamien Allahumma Aamien. Al-Faqir Ila Allah, ZA.
Demikianyang dikatakan oleh Hatim Al-Ashom (w. 237 H) dalam kitab Hilyatul Auliya' sebagai nasihat untuk kita semua. Bila diri dilanda emosi dan gejolak hawa nafsu hingga ingin sekali rasanya mendurhakai sang Pencipta maka sadarkan akal dan pikiran bahwa tiada tempat di mana Dia tak melihat kedurhakaan kita.
Nasîhat Nedir? Nasîhat, Allahü teâlânın bir kimseye verdiği ni’metin onda kalarak, dînine ve dünyasına faydalı olmasını istemek demektir. Nasîhatten uzak kalan kalb kararır. Kur’ân-ı kerîmde meâlen buyuruluyor ki Allahtan korkan öğüt kabûl eder. ve Onlara nasîhat et, nasîhat mü’minlere elbette fayda verir. Hadîs-i şerîflerde buyuruldu ki Dinin temeli nasîhattir. Hayra sebep olana, bunu yapanın ecri kadar sevap verilir. Kendine istediğini din kardeşi için istemeyen, kâmil bir imanla imân etmiş olmaz. Allanın en çok sevdiği kimse, çok nasîhat edendir. Faydalı olmasını istemek demektir. Nasîhatten uzak kalan kalb kararır. Nasîhat Kaç Çeşittir? l- Allahü teâlâ için nasîhat etmek Allahü teâlânın var olduğunu, bir olduğunu, bütün kemâl ve cemâl sıfatlarının O’nda bulunduğunu, O’na lâyık olmıyan sıfatların, ayıpların, kusurların O’nda bulunmadığını, hâlis niyyet ile O’na ibâdet etmek lâzım olduğunu, gücü yettiği kadar O’nun rızâsını kazanmaya çalışmayı, O’na isyan edilmemesini, O’nun dostlarına muhabbet, düşmanlarına muhalefet edilmesini, O’na ita’at edenleri sevmeyi ve isyan edenleri sevmemeyi, ni’metlerini saymayı ve bunlara şükretmeyi, bütün mahlûklarına acımayı, O’nda bulunmayan sıfatları O’na söylememeyi bildirmek, Allahü teâlâ için nasîhat etmek olur. 2- Kur’ân-ı kerîm için nasîhat etmek Kur’ân-ı kerîmde bildirilenlere inanmayı, emredilenleri yapmayı, kendi aklı ile, görüşü ile uydurma tercümeler yapmamayı, onu çok ve doğru olarak okumayı, ona abdestsiz el sürmek câiz olmadığını insanlara bildirmek, Kur’ân-ı kerîm için nasîhat etmek olur. 3- Resûlullah için nasîhat Muhammed aleyhisselâmın bildirdiklerinin hepsine inanmak lâzım olduğunu, O’nun sünnetlerini yapmayı, O’nun güzel ahlâkı ile huylanmayı, Ehl-i beytini, Eshâbını ve ümmetini sevmeyi bildirmek, Resûlullah için nasîhat olur. 4- Bütün insanlar için nasîhat etmek İnsanlara, dünyada ve âhirette fâideli olan şeyleri yapmak ve zararlı olan şeyleri yapmamak lâzım olduğunu ve kimseye eziyyet etmemeyi, kalb kırmamayı, bilmediklerini öğretmeyi, kusûrlarını örtmeyi, farzları emretmeyi, harâmlardan nehyetmeyi, bunların hepsini tatlılıkla bildirmeyi, küçüklere merhamet, büyüklere hürmet edilmesini, kendilerine yapılmasını istemediklerini başkalarına da yapmamalarını, onlara bedenleri ile, malları ile, yardım edilmesini bildirmek de, bütün insanlar için nasîhat etmek olur. Nasîhat nasıl yapılmalıdır? 1- Nasîhat eden, yumuşak ve mütevâzı olmalıdır. Hadîs-i şerîfte buyurulmuştur ki Emr-i ma’rûf yapan, yumuşak ve şefkatli olmalıdır. Demek ki söylenilen söz, ne kadar kıymetli ve hikmetli olursa olsun, güleryüzlü, yumuşak olmadıkça sözlerin te’sîri olmaz. İnsanların hayırlısı, herkesle iyi geçinendir. İnsanların şerlisi ise geçimsiz olandır. Şu hâlde mütevâzı olup herkesle iyi geçinmelidir. 2- Nasîhati gizli yapmalıdır. Nasîhati herkesin yanında yapmak, nasîhat edilen şahsı teşhir etmek ve onu herkese karşı rezîl etmek olur. İmâm-ı Şâfi’î hazretleri buyurdu ki; Arkadaşına gizli nasîhat eden gerçek öğüt vermiş ve onu yükseltmiş olur. Halk arasında nasîhat vermeğe kalkan onu rüsvay ve perişan etmiştir. 3- Mümkün olduğu kadar nasîhati, kendi ifadelerimizle değil, İslâm âlimlerinin sözlerini ve menkıbelerini naklederek yapmalıdır. 4- Fitne çıkarmaktan sakınmalıdır. Fitne çıkaracak sözleri söylememelidir. 5- Daima doğru konuşmalı, yalandan uzak durmalı, ihtilaflı konulara girmemelidir. Hazret-i Lokman Hekîm’e bu dereceye ne ile erdiği suâl edildiğinde, Doğru konuşmak, emânete riâyet etmek ve bana lâzım olmıyanı bırakmakla buyurdu. 6- İnsanları yoracak kadar uzun uzun anlatmamalıdır. 7- Daha çok, kendisinin amel ettiği, tatbik ettiği hususları söylemelidir. Çünkü Allahü teâlâ, İnsanları iyiliğe teşvik edip de kendinizi unutur musunuz? Niçin kendi yapmadıklarınızı başkalarına söylersiniz? buyurmaktadır. Bekara44 Başkalarına Şunu yapmayın deyip de, kendisi onu yaparsa sözü te’sirli olmaz. Meselâ gıybet etmeyin dediği hâlde kendisi gıybet eden, hem insanların, hem de Allahü teâlânın yanında kıymetten düşer. 8- Umûmî konuşmalı, herkese hitap etmeli, devamlı bir kişiye bakmamalıdır. 9- Allahü teâlânın rahmetinden ümit kesici, azâbından emin olucu şekilde konuşmamalı, korku ile ümidi bir arada söylemelidir. Bir gün Allahü teâlânın rahmetinin bolluğundan bahsederken, başka bir zaman da azabının şiddetinden bahsetmelidir. 10- Eğer konuşmayı uzatacaksa, insanların hoşlandığı şeyleri, güzel menkıbeleri anlatmalıdır. Hazret-i Ömer “radıyallahü anh”, âhıretten bahseder, dinliyenlere ağırlık çöktüğünü görünce, dünya işlerinden bahsederdi. Onların açıldıklarını görünce, tekrar âhıret konusuna dönerdi. 11- İhsan sâhibi olmalı, alıcı değil, verici olmalıdır. Veren elin alan elden üstün olduğunu bilmelidir. Hz, Alî, Her şeyin bir kıymeti vardır, insanın kıymeti ise ihsânı ve edebidir. buyurdu. Her işte, her yerde edebi muhafaza etmelidir. 12- Faydalı şey anlatmalıdır. Kulağa hoş gelse de faydasız şeylerden uzak durmalıdır. Hikmet ehli diyor ki Faydalı ilim ve edeb, öyle bir kazançtır ki, onları hiçbir hırsız çalamaz. Bunlar Cennetin zînetidir. Din ve dünya güzellîği bunlardır. Bir âlimin talebelerine nasîhatidir Yavrum! Günâh işleyince, hemen kalb ile tevbe ve dil ile istiğfar eyle. Tevbeyî asla geciktirme. Bir işi yaparken, kalbin rahat etmezse, sıkılırsa, çarparsa o işi terket. Bütün tâatlarını, ibâdetlerini, kusurlu bil. Hakkı ile yapamadığını düşün. Çok yime, az da yime. Yimekde i’tidâl üzere ol. Her işde niyyetîni düzelt. Kalb ile, hâlis, Allahü teâlâ emr ettiği için o işi yaptığını niyyet etmedikçe, hiç bir işe başlama. Fâidesiz, hele zararlı olan şeylerle vakit geçirme. Arkadaşlarınla lüzûmlu şeyleri öğretecek ve öğrenecek kadar görüş. Diğer vakitleri, ibâdet ile, kalb temizleyecek şeylerle geçir. Dost, düşman herkesi güler yüz ve tatlı dil ile karşıla. Hiç kimse ile münâkaşa etme. Herkesin özrünü kabûl et, kabahatlerini afv et, zararlarına, karşılık yapma. Az konuş, az uyu ve az gül. Her îşi Allahü teâlâya havale et. Fekât sebeblerin te’sîr etmesini Allahü teâlâdan bekle. Hiç bir farzı kaçırma ve geciktirme. Hep kendini düşünme, Allahü teâlâdan başka kimseye güvenme. Evlâd ve aile ile daîma tatlı sözlü ve güler yüzlü ol. Onlarla da, zarûret kadar haklarını ödiyecek kadar görüş. Kavuştuğun hâlleri, herkese söyleme. Makam ve servet sahipleri ile çok görüşme. Her hâlinde sünnete uymağa ve bid’atlerden sakınmağa çalış. Bid’at, bozuk inanışlar, dinden, olmayıp, sonradan ortaya çıkarılan ve ibadet olarak yapılan, şeylerdir. Sıkıntılı zemânlarda, Allahü teâlâdan ümmîdini kesme, hiç üzülme. Sıkıntılı ve ferahlık zemânında, hâlinde bir değişiklik olmasın. Varlık ve yoksulluk zemânları, hâlini değiştirmesin. Selef-i sâlihinin Eshâb-ı kirâm “radıyallahü teâlâ anhüm”, tabiin ve tebe-i tabiin “rahmetullahi teâlâ aleyhim” hâllerini, her vakit oku. Garîbleri, fakîrleri ziyâret et. Hiç kimseyi gıybet etme, çekiştirme. Gıybet yapana mâni ol. Emr-i ma’rufu ve nehy-i münkeri, ya’nî nasîhati elden kaçırma. Fakîrlere, mücâhidlere mal ile yardım, et. Hayır, hasenat yap. Günâh işlemekden kork. Fakîrlikden korkarak, hasîslik, cimrilik yapma. Fakîr olunca üzülme. Allahü teâlâ servet de ihsân eder. Fakîrlere ve bütün din kardeşlerine hizmet et. Büyüklerimiz, kendi nefisleri için değil, din kardeşlerine yardım için çalışıp kazanmışlardır. Bir büyüğün sohbetinde bulunduğun zaman, yanında edepli olmağa çalış. Ondan ancak edepli olan istifâde eder. Abdülkuddüs “rahmetullahi aleyh” İmâm-ı Rabbânî hazretlerinin babası Abdül-ehad hazretlerinin hocası idi. Oğlu ve halîfesi Rükneddîne yazdığı mektûbda buyuruyor ki, Oğlum, Vaktin kıymetini bil! Gece gündüz ilm öğrenmeğe çalış! Her zemân abdestli bulun! Beş vakt nemâzı, sünnetleri ile ve ta’dîl-i erkân ile, huzur ve huşu’ ile ve şerî’atin sâhibinin bildirdiği gibi kılmağa çalış! Bunları yapınca, dünyâda ve âhıretde, sayısız ni’metlere kavuşursun. İlm öğrenmek, ibâdet yapmak içindir. Kıyâmet günü, işden sorulacak, çok ilm öğrendin mi diye sorulmıyacakdır. İş ve ibâdet, ihlâs elde etmek içindir. İhlâs da, hakîkî ma’bûd ve kaydsız, şartsız var olan Allahü teâlâyı sevmek içindir. [Seâdet-i ebediyye/1026 ] Abdülhâlik-ı Goncdüvâni “rahmetullahi teâlâ aleyh” Evliyânın büyüklerindendir. Buhâralıdır. İmâmı Mâlik hazretlerinin soyundandır. Yusuf Hemadân-i hazretlerinin sohbetinde yetişmiştir. Babası Abdülcemil Malatyalı olup, Hızır aleyhisselâm’dan ders almıştır, Abdülhâlik-i Goncdüvânî hazretleri Vasıyyetnâme kitâbında buyuruyor ki Sana vasıyyet eylerim ey oğul ki, her hâlinde ilm ve edeb ve takva üzere ol! İslâm âlimlerinin kitâblarını oku! Fıkh ve hadîs öğren! Câhil tarikatçılardan sakın! Şöhret yapma! Şöhretde âfet vardır. Arslandan kaçar gibi, câhillerden kaç! Bid’at sâhibi, sapıklar ile ve dünyâya düşkün olanlar ile arkadaşlık etme! Halâldan yi! Çok gülme! Kahkaha ile gülmek, gönlü öldürür. Herkese, şefkat ve merhamet et! Kimseyi hakîr görme! Kimse ile münâkaşa, mücâdele etme! Kimseden birşey isteme! Tesavvuf büyüklerine dil uzatma! Onaları inkâr eden felâkete düşer. Mayan fıkh ve evin mescid olsun! [Seâdet-i ebediyye/1024 ] MutiaraNasihat 1 Abu Darda radhiyallahu 'anhu seorang sahabat Nabi mengatakan, ه ðسح لقو ،هح òف لق ؛توملا "Siapa yang sering ingat dekatnya kematian tidak akan sering gembira yang berlebihan dan berkurang iri dengkinya kepada orang lain" (Hilyatul Auliya' 1/220) Ibnu Rusman 2141 on 24 March 2018 Permalink Balas Tags IMAM ASY-SYAFI'I, KITAB HILYATUL AULIYA 🌈🕌 *PERINTAH UNTUK MENGIKUTI SUNNAH RASULULLAH* ✍️ Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata_ “Setiap perkataanku bila berlainan dengan riwayat yang shahih dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, hadits Nabi lebih utama dan kalian jangan bertaqlid kepadaku.” 📚_*Ibnu Abi Hatim dalam Adabu Asy Syafi’I, hal 93*_ 🔹 Beliau juga mengatakan “Bila kalian menemukan sesuatu dalam kitabku yang berlainan dengan hadist Rasulullah, peganglah hadist Rasulullah dan tinggalkan pendapatku itu.” 📚_*Al Hilyah, 9/107*_ 👉 Agama ini adalah Kitab Allah, dan Kitab Allah memerintahkan agar kita mengikuti Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Ibnu Rusman 2337 on 12 March 2018 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA 3/71 Dari Yahya bahwa Sulaiman berkata kepada putranya يَا بُنَيَّ! لَا تَعْجَبْ مِمَّنْ هَلَكَ كَيْفَ هَلَكَ، وَلَكِنِ اعْجَبْ مِمَّنْ نَجَا كَيْفَ نَجَا Wahai putraku! Janganlah engkau merasa aneh terhadap orang yang binasa menyimpang bagaimanakah ia binasa ?! Akan tetapi merasa anehlah terhadap orang yang selamat bagaimanakah ia selamat?! Ibnu Rusman 1427 on 2 January 2018 Permalink Balas Tags Hilyatul Aulia 2 , KITAB HILYATUL AULIYA PILIH TEMANMU YANG MEMBUATMU CINTA KEPADA AKHIRAT Sufyan Ats Tsauri rahimahullah mengatakan, وليكن جليسك من يزهدك في الدنيا ويرغبك في الآخرة وإياك ومجالسة أهل الدنيا الذين يخوضون في حديث الدنيا فانهم يفسدون عليك دينك وقلبك “Hendaknya temanmu adalah orang yang membuatmu zuhud meninggalkan yang tidak penting dari dunia dan membuatmu cinta kepada akhirat. *_Jauhilah engkau berteman dengan para pencari dunia yang larut dalam obrolan dunia. Karena, mereka akan merusakkan agamamu dan kalbumu.”_* Hilyatul Auliya karya Abu Nu’aim Ibnu Rusman 1347 on 24 July 2017 Permalink Balas Tags Hilyatul Aulia 2 , KITAB HILYATUL AULIYA SEDIKITNYA ORANG YANG SHALIH UNTUK BISA DIJADIKAN TEMAN Umar radhiyallahu anhu berkata اعتزل ما يؤذيك، وعليك بالخليل الصالح وقلما تجده، وشاور في أمرك الذين يخافون الله. “Tinggalkan hal-hal yang menyakitimu, bertemanlah dengan orang yang shalih walaupun engkau akan sulit mendapatkannya, dan bermusyawarahlah tentang urusanmu dengan orang-orang yang takut kepada Allah.” Hilyatul Auliya’, no. 8996 Ibnu Rusman 2236 on 23 February 2012 Permalink Balas Tags KISAH 5 , KITAB HILYATUL AULIYA BERAMAL UNTUK DUNIA DAN AKHIRAT SESUAI KADARNYA Seorang laki-laki datang kepada Sufyan Ats-Tsauri lalu berkata “Berikan aku wasiat”. Imam Sufyan Ats-Tsauri berkata “Bekerjalah engkau untuk dunia sesuai kadar waktu engkau berada padanya, dan beramalah engkau untuk akhirat sesuai kadar waktu engkau tinggal padanya” Hilyatul Auliya, jld. 3 hal. 173 Ibnu Rusman 2223 on 23 February 2012 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA SAHABAT SEJATI ADALAH KETIKA DALAM KESUSAHAN Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata أنا لا أعتقد أخا الرجل في الرضا، ولكن أعتقد أخاه في الغضب» “Saya tidak menganggap seseorang sebagai saudara ketika dia hanya berbuat baik dalam keadaan ridha saja, tetapi saya akan menganggapnya sebagai saudara ketika dia tetap berbuat baik walaupun dalam keadaan marah.” Hilyatul Auliya, jilid 8 hal. 96 Ibnu Rusman 0126 on 24 January 2011 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA KEKUATAN IMAN Berkata Syumaith bin Ajlan رحمه الله “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menjadikan kekuatan seorang mukmin ada dalam hatinya dan tidak pada tubuhnya. Tidakkah kalian melihat bahwasannya ada orang tua yang badannya lemah tetap mampu berpuasa di siang hari dan qiyamul lail pada malam hari, sedangkan seorang pemuda merasa berat tidak mampu untuk melakukan hal tersebut.” Hilyatul Auliya Ibnu Rusman 0125 on 23 January 2011 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA CARA MENYIKAPI KESALAHAN SAUDARAMU Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu berkata إذا رأيتم أخاً لكم زل زلة فسددوه، ووفقوه، وادعوا الله أن يتوب عليه، ولا تكونوا عونا ًللشيطان عليه. “Jika kalian melihat salah seorang saudara kalian tergelincir, maka luruskanlah, bimbinglah, berdoalah kepada Allah agar memberinya taubat, dan jangan membantu syaithan untuk menghancurkannya!” Hilyatul Auliya karya Abu Nu’aim al-Ashbahani Ibnu Rusman 0128 on 21 January 2011 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA JANGAN BERAKHLAQ BURUK JIKA TIDAK MAMPU MEMBANTU ORANG LAIN Ibrahim bin Adham rahimahullah berkata من لم يواس الناس بماله وطعامه وشرابه، فليواسهم ببسط الوجه والخلق الحسن. “Siapa yang tidak mampu menyenangkan orang lain dengan harta, makanan, dan minuman yang dia miliki, hendaklah dia menyenangkan mereka dengan wajah yang ceria dan akhlaq yang mulia.” Hilyatul Auliya’, jilid 7 hlm. 389 Ibnu Rusman 0132 on 20 January 2011 Permalink Balas Tags KITAB HILYATUL AULIYA SEGAN TERHADAP ALLAH berkata Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah “Sesungguhnya saja makhluk itu segan terhadapmu berdasarkan kadar seganmu terhadap Allah.” Hilyatul auliya
Tidakkahkita mengambil pelajaran? Pernyataan dari Tsabit Al Bunani rahimahullah-yang dinukilkan dalam kitab Syu'abul Iman-, "Kami pernah menyaksikan jenazah, maka kami tidak melihatnya kecuali menunduk dalam tangisan." (Lihat Kaukabah Al Khithbah Al Munifah Min Mimbar Al Ka'bah Asy Syarifah, Syaikh Abdurrahman As-Sudais).
Galeri Kitab Kuning Salah satu karya ulama yang banyak dijadikan rujukan dibidang Rijal Hadits adalah Kitab yang ditulis oleh al-Imam Abu Nu'aim Al-Ashfahani, berjudul Hilyatul Auliya'.Kitab ini Merupakan sebuah karya besar yang terdiri dari delapan jilid tentang kumpulan hadith-hadith Rasulullah ﷺ dan dilengkapi dengan silsilah sanad yang panjang sampai kepada Rasul ﷺ yang mengumpulkan para tokoh Sahabat Nabi, Tabi`in, Tabiut Tabi`in dan para tokoh ahli ulama tasawwuf dan Kitab Hilyatul Auliya' kerap dijadikan rujukan, sebab Kitab ini terbilang klasik, karena semua kisah dan biografi ulama Salaf disini diceritakan menggunakan hadits dan atsar lengkap, sehingga valliditas dan keontetikan ceritanya pun bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiyah lewat studi hadits dan Juga Download Kitab Tahdzibul Kamal Versi PDF GratisSekilas Tentang Kitab Hilyatul Auliya', Imam Abu Nu'aim Al-AshfahaniDitinjau dari penulisan kitab Hilyatul Auliya, Mula-mula al-Imam ABu Nu'aim mengupas dalam muqaddimah bukunya itu tentang kemuliaan dan kelebihan para aulia Allah di sisi-Nya, sama ada di dunia maupun diakhirat, lalu Beliau memaparkan lebih jauh lagi tentang ganjaran bagi orang-orang yang menentang para Aulia Allah, apalagi sampai ia mengejeknya maka seolah-olah ia telah mengangkat bendera perang terhadap Allah ta’ala, yang semuanya itu telah beliau jelaskan sendiri didalam muqaddimahnya, diperkuat lagi dengan hadith-hadith yang beliau riwayatkan tentang hal dalam kitab ini, beliau mengumpulkan sekumpulan perkataan tentang Ilmu Tasawuf dan ahli Ulamanya dengan menertibkan tingkatan mereka sesuai dengan tingkatnya masing-masing, lebih kurang terdapat 800 tokoh ulama yang telah beliau sebutkan didalam kitabnya itu, mulai dari para sahabat yang empat Khulafa al-Raasyidiin.Selanjutnya, beliau menyebutkan para sahabat al-Mubasysyiiriina bil Jannah Para sahabat yang dapat kabar gembira dengan masuk surga, kemudian para sahabat-sahabat yang lain dan Ahli Suffah, lalu disusul para Tabi`in, Tabiut Tabi`in dan para ulama ahli Ibadah atau Tasawwuf lainnya sampai dengan yang semasa menyebutkan Sanad yang panjang dan pengulangan cerita atau hadith yang sama di beberapa tempat yang beliau menyebutkan nama salah seorang ulama kemudian beliau memperkenalkan profil, manaqib dan cerita-cerita yang berkenaan dengan ulama tersebut secara Juga Daftar 40 Ulama Ahli Hadits Berakidah Asy'ariyahBagi anda yang ingin membaca kitab asli dari Hilyatul Auliya, berikut ini kami bagikan linknya, yang bisa anda unduh / download secara Kitab Hilyatul Auliya'Sebelum anda melakukan proses download, terlebih dahulu kami sajikan penjelasan tetang kitab tersebut, seperti di bawah ini إسم الكتاب حلية الأولياء وطبقات الأصفياءالمؤلف أبو نعيم أحمد بن عبد الله الأصفهانيNama Kitab Hilyatul Auliya' Wa Thabaqat Ashfiya'Penulis al-Hafidz Abu Nu'aim Ahmad bin Abdullah al-AshfahaniFile PDFJumlah Jidil 10Cover, Jilid 1, Jilid 2, Jilid 3, Jilid 4, Jilid 5Jilid 6, Jilid 7, Jilid 8, Jilid 9, Jilid 10Demikian informasi tentang Kitab Hilyatul Auliya Karya Imam Abu Nuaim Al Ashfani, yang bisa anda download dengan mudah. semoga bermanfaat. LIMANASEHAT SAYYIDINA ALI. Syekh Abu Nu'aim al-Ashfahani dalam kitab Hilyatul Auliya menuturkan bahwa Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib berkata: "Hafalkanlah lima hal dariku; yang seandainya kalian mengendarai onta untuk mencarinya, pasti onta itu sudah binasa sebelum kalian mendapatkannya; yaitu: 1) Janganlah seorang hamba mengharapkan

Selamat datang di web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Nasehat? Mungkin anda pernah mendengar kata Nasehat? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, tujuan, dalil, alasan, kekurangan, kelebihan, dampak, implikasi dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. Pengertian Nasehat Kata “nasehat” berasal dari bahasa arab, dari kata kerja “Nashaha” yang berarti “khalasha”, yaitu murni serta bersih dari segala kotoran, juga bisa berarti “Khaatha”, yaitu menjahit. Imam Ibnu Rajab rahimahullah menukil ucapan Imam Khaththabi rahimahullah, “Nasehat itu adalah suatu kata untuk menerangkan satu pengertian, yaitu keinginan kebaikan bagi yang dinasehati.” Imam Khaththabi rahimahullah menjelaskan arti kata “nashaha” sebagaimana dinukil oleh Imam Nawawi rahimahullah, “Dikatakan bahwa “nashaha” diambil dari “nashahtu al-asla”, apabila saya menyaring madu agar terpisah dari lilinnya sehingga menjadi murni dan bersih, mereka mengumpamakan pemilihan kata-kata agar tidak berbuat kesalahan dengan penyaringan madu agar tidak bercampur dengan lilinnya. Dan dikatakan kata “nasehat” berasal dari “nashaha ar-rajulu tsaubahu” orang itu menjahit pakaiannya, apabila dia menjahitnya, maka mereka mengumpamakan perbuatan penasehat yang selalu menginginkan kebaikan orang yang dinasehatinya dengan jalan memperbaiki pakaiannya yang robek.” Arti ucapan beliau shalallahu alaihi wasallam “Dien itu adalah nasehat” adalah bahwa nasehat itu merupakan tiang serta tonggak dari dien ini sebagaimana sabda beliau, “Haji itu adalah Arafah,” Tujuan dan manfaat metode nasehat dan pepatah Tujuan dan manfaat penggunaan metode nasihat dan pepatah bervariasi adalah untuk mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut antara lain Siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, sehingga mengurangi daya kreativitas dan aktivitas siswa. mudah menimbulkan salah tafsir, salah faham tentang istilah tertentu tanpa mengetahui artinya verbalisme. melemahkan perhatian dan membosankan siswa, apabila ceramah diberikan dalam waktu yang cukup lama. guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang disampaikan. Dalil Alquran Tentang Pembelajaran Metode Nasehat Dalam Al-Qu’an terdapat firman-firman allah yang mengandung metode bimbingan dan penyuluhan, justru Alqur’an sendiri diturunkan untuk membimbimng dan menasihati manusia sehingga dapat memperoleh kehidupan batin yang tenang , sehat serta bebas dari konflik kejiwaan. Dengan metode ini manusia akan mampu mengatasi segala bentuk kesulitan hidup yang dia alami. Isyarat metode nasihat pepatah terlihat dalam tiga ayat Al-Quran berikut ini Pertama, QS Al-Dzariat 55, Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Kedua, QS Ali Imran 138 Al-Quran Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Ketiga, QS Al-Nahl 125 “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. Menurut Al-Thabari 1978 131, maksud kata Al-Hikmah adalah wahyu Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Fungsi wahyu tersebut untuk menyerukan manusia ke jalan Tuhannya, yakni kepada syariat Islam. Al-Zamakhsyari dalam Al-Kassyaf h. 644 menafsirkan al-hikmah dengan ucapan yang bijak dan benar, disertai dalil yang jelas dan dapat menghilangkan keraguan. Mau’idzah hasanah adalah memberikan pengertian yang bermanfaat bagi mereka. Sedangkan mujâdalah, berdebat atau berdiskusi dengan cara yang lemah lembut tanpa berkata keji dan melakukan kekerasan. Alasan Memilih Metode Nasehat Berikut ini adalah beberapa alasan memilih metode nasehat yaitu Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung Penyajian materi pelajaran sistimatis tidak berbelit-belit Untuk merangsang siswa belajar aktif Untuk memberikan feed back balikan Untuk memberikan motivasi belajar Kekurangan dan Kelebihan Metode Nasehat Metode nasehat dan pepatah dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain 1. Kekurangan Mudah menjadi verbalisme. Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif mendengarkan yang benar-benar menerimanya. Bila selalu digunakan dan terlalu sering digunakan dapat membuat bosan. Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya. Cenderung membuat siswa pasif 2. Kelebihan Guru mudah menguasai kelas. Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. Lebih ekonomis dalam hal waktu. Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan. Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian. Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang akademik. Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain Dampak dari Mengunakan Metode Nasehat Adapun beberapa dampak yang di timbulkan akibat penggunaan metode nasihat dan pepatah diantaranya adalah sebagai berikut 1. Dampak Negatif Peserta didik cenderung pasif. Kemungkinan peserta didik menyimpulkan isi materi sangat tipis. 2. Dampak Positif Pemikiran peserta didik jadi terarah. Peserta didik dapat memilih mana yang mestinya di dahulukan. Implikasi Metode Nasihat Metode nasihat dan pepatah ini seperti metode bimbingan dan konseling, tetapi metode ini lebih umum karena dapat dilakukan di mana saja. Berbeda dengan bimbingan konseling yang bersifat Formalistik. Namun esensinya sama seperti bimbingan dan konseling, pesan yang disampaikan dalam metode nasihat dan pepatah cenderung terarah ke arah positif atau dapat di artikan lebih mengarah pada konsep akhlakul karimah. Metode ini harus di miliki oleh guru atau pendidik, karena ia bertanggung jawab terhadap pendidikan kepribadian peserta didik. Dan ini dilakukan tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas baik di lingkungan sekolah, lingkungan bermain atau tempat tinggal mereka. Metode ini merupakan bentuk kedekatan antara pendidik dan peserta didik. Dengan demikian metode ini dapat juga digunakan sebagai ajang silaturahmi antara murid dengan guru yang bersifat lanjutan dari awal permulaan pembelajaran nasihat dan pepatah. Contoh Metode Nasihat dalam Al-Quran Beberapa contoh metode nasihat dalam Al-Quran adalah QS Lukman 13 “Dan Ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Nasihat para nabi pada umatnya dan nasihat para nabi pada anak-anak mereka, seperti nabi Nuh, dan Ya’kub pada anak-anaknya. Menurut Al-Ajami 2006 139-142, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pendidik, orang tua, dan para dai atau guru dalam memberikan nasihat Memberi nasihat dengan perasaan cinta dan kelembutan. Nasihat orang- orang yang penuh kelembutan dan kasih sayang mudah diterima dan mampu merubah kehidupan manusia. Menggunakan gaya bahasa yang halus dan baik. QS Ali Imran 159 “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” Meninggalkan gaya bahasa yang kasar dan tidak baik, karena akan mengakibatkan penolakan dan menyakiti perasaan. Metode para nabi dalam dakwah adalah kasih sayang dan kelembutan. QS Al-A’raf 59 “Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya kalau kamu tidak menyembah Allah, Aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar kiamat.” Pemberi nasihat harus menyesuaikan diri dengan aspek tempat, waktu, dan materi serta audiens-pen.. Menyampaikan hal-hal yang utama, pokok, dan penting. QS Lukman 17-18, “Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” Demikian Penjelasan Materi Tentang Nasehat Adalah Pengertian, Tujuan, Dalil, Alasan, Kekurangan, Kelebihan, Dampak, Implikasi dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.

.
  • 17haj3h8dt.pages.dev/345
  • 17haj3h8dt.pages.dev/13
  • 17haj3h8dt.pages.dev/121
  • 17haj3h8dt.pages.dev/340
  • 17haj3h8dt.pages.dev/298
  • 17haj3h8dt.pages.dev/293
  • 17haj3h8dt.pages.dev/73
  • 17haj3h8dt.pages.dev/80
  • 17haj3h8dt.pages.dev/188
  • nasehat dalam kitab hilyatul auliya